PUPUTAN KLUNGKUNG
Lokasi:
Puri Semarapura, Klungkung
Kronologi:
Tahun
1908
Deskripsi Diorama:
Raja Klungkung dengan segenap keluarga dan laskarnya
berperang melawan serdadu Belanda di depan Puri Semarapura, Klungkung. Terlihat
bangunan Kerthagosa pada latar belakang dengan asap tebal, pertanda sedang
terjadi peperangan yang dahsyat.
Puputan Klungkung diawali oleh peristiwa
Perang Gelgel yang meletus pada tanggal 18 April 1908. Pihak Gelgel mengalami
kekalahan dengan korban anatara lain Cokorde Made Gelgel, Cokorde Pegig, dan
Ida Bagus Jumpung. Melalui Residen Liefrinck, pemerintah Belanda pernah
mengajak Raja Klungkung untuk membuat persetujuan, namun ditolaknya. Penolakan
ini menyebabkan pada tanggal 21 April 1908 Belanda mengerahkan angkatan lautnya
dari pantai Jumpai.
Keesokan harinya, serdadu Belanda yang
mendarat di Kusamba dipimpin Overste Scuroth menyerang dari arah timur, pasukan
Kolonel Carpentier Alting menyerang dari barat, dan pasukan yang dipimpin Mayor
H. Misoter menyerang dari arah selatan. Perang berkobar dengan sengitnya.
Serbuan Belanda dari arah barat di hadapi oleh Laskar Banjarangkan yang
dipimpin Cokorde Gede Oka. Raja Klungkung I Dewa Agung Jambe beserta keluarga
dan pimpinan masyarakat lainnya bertekad melawan Belanda habis-habisan.
Laskar Klungkung dipimpin saudara raja,
Dewa Agung Semara Bawa dan putra mahkota Dewa Agung Gede Agung bersama Ibunda
Dewa Agung Muter menyongsong pasukan Belanda di depan Puri hingga semua gugur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar