Selasa, 19 Oktober 2021

DIORAMA 20

PUPUTAN BADUNG


Lokasi:

Puri Denpasar

Kronologi: 

20 September 1906

(video diorama 20)


Deskripsi diorama:

Raja Badung (ditandu) bersama keluarga dan para pengabdinya berpakaian serba putih melakukan perlawanan sampai akhir yang disebut juga dengan istilah “Puputan” dalam menghadapi serangan Belanda ke pusat Kerajaan Badung


Pada tanggal 27 Mei 1904, kapal dagang Srikomala terdampar di Pantai Sanur. Menurut Pemerintah Belanda, kapal tersebut membawa banyak barang yang berharga dan dinyatakan hilang karena dicuri dan dirampok oleh penduduk di sekitar pantai Padang Galak, Sanur. Padahal rakyat Sanur merasa telah memberi pertolongan dan menyerahkan muatan dengan rapi kepada syahbandar. Beberapa bulan berselang, datang Controleur Liefrink dari Batavia meminta tebusan atas barang-barang yang dinyatakan hilang atau dirampok. Dengan alasan ini terjadilah penyerangan terhadap Kerajaan Badung.

Pada tanggal 20 September 1906, pagi-pagi buta Kota Denpasar dihujani tembakan meriam Belanda dari pantai Sanur. Sekitar pukul 07.00 pagi pasukan Belanda telah memasuki pusat kota, lengkap dengan peralatan perangnya. Tentara Belanda yang telah menguasai Kesiman dan Kayumas bergabung menjadi satu di Taensiat, mengatur siasat penyerbuan terhadap Puri Denpasar.

Raja Badung telah bertekad beserta seluruh keluarganya, abdi, laki-perempuan, tua-muda, beserta para prajuritnya untuk melakukan perlawanan sampai mati, menyongsong pasukan Belanda dengan pakaian serba putih bersenjatakan keris dan tombak. Maka terjadilah peperangan sengit, saling tusuk, saling tikam. Dengan bersenjatakan keris dan tombak serta pakaian serba putih, Laskar Badung menyerbu dan menerjang pasukan Belanda. Korban pun bergelimpangan, darah mengalir, membeku, senjata perang berserakan termasuk jasad Raja Badung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DIORAMA 33

BALI DALAM MENGISI KEMERDEKAAN Lokasi: Beberapa hasil pembangunan di Bali Kronologi:   Tahun 1950-1975' (video diorama 33) Deskripsi D...