PUPUTAN BADUNG
Lokasi:
Puri
Denpasar
Kronologi:
20 September 1906
Deskripsi diorama:
Raja Badung (ditandu) bersama
keluarga dan para pengabdinya berpakaian serba putih melakukan perlawanan
sampai akhir yang disebut juga dengan istilah “Puputan” dalam menghadapi
serangan Belanda ke pusat Kerajaan Badung
Pada tanggal 27 Mei 1904, kapal dagang
Srikomala terdampar di Pantai Sanur. Menurut Pemerintah Belanda, kapal tersebut
membawa banyak barang yang berharga dan dinyatakan hilang karena dicuri dan
dirampok oleh penduduk di sekitar pantai Padang Galak, Sanur. Padahal rakyat
Sanur merasa telah memberi pertolongan dan menyerahkan muatan dengan rapi
kepada syahbandar. Beberapa bulan berselang, datang Controleur Liefrink dari
Batavia meminta tebusan atas barang-barang yang dinyatakan hilang atau
dirampok. Dengan alasan ini terjadilah penyerangan terhadap Kerajaan Badung.
Pada tanggal 20 September 1906,
pagi-pagi buta Kota Denpasar dihujani tembakan meriam Belanda dari pantai
Sanur. Sekitar pukul 07.00 pagi pasukan Belanda telah memasuki pusat kota,
lengkap dengan peralatan perangnya. Tentara Belanda yang telah menguasai
Kesiman dan Kayumas bergabung menjadi satu di Taensiat, mengatur siasat penyerbuan
terhadap Puri Denpasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar