Selasa, 19 Oktober 2021

DIORAMA 19

PERLAWANAN RAKYAT BANJAR


Lokasi:

Areal persawahan Desa Banjar, Buleleng

Kronologi:

Tahun 1868 Masehi

Deskripsi Diorama:

Suasana pertempuran rakyat Banjar melawan Belanda di desa Banjar dengan latar belakang rumah-rumah penduduk yang telah dibakar oleh Belanda dan lahan persawahan yang subur.


Setelah mengakhiri Perang Jagaraga pada 18 April 1849, maka mulailah kekuasaan Belanda atas wilayah Kerajaan Buleleng. Dengan kekuasaannya tersebut, Belanda mengangkat pejabat mulai dari raja hingga tingkat kepala desa untuk distrik. Di beberapa tempat rakyat Bali mencoba melakukan tindakan perlawanan. Diantaranya dilakukan oleh Raja Jembrana I Gusti Putu Ngurah (1856), I Nyoman Gempol seorang punggawa kota Singaraja (1858), I Gusti Ngurah Rai dan Anak Agung Nyoman Karangasem dari Kerajaan Buleleng (1859). Perlawanan tersebut belum sempat menjadi besar karena Belanda dengan cepat telah mengetahui sikap dan gerak - gerik mereka. Dengan alasan mengganggu keamanan dan ketentraman, Belanda menangkap dan mengasingkan mereka ke Pulau Sumatra.

Di wilayah Banjar dan sekitarnya, perlawanan dipimpin oleh Ida Made Rai yang menjadi Kepala Distrik sejak tahun 1854 dibantu Ida Nyoman Ngurah, Ida Made Tamu, I Made Guliang, I Kamasan, Ni Blegung, dan lain-lain. Oleh karena kekuatan tempur Belanda di Kerajaan Buleleng tidak cukup kuat, maka pada tanggal 16 September 1868 didatangkan pasukan tambahan dari Banyuwangi menggunakan kapal Bromo Agung, Cycloop, Amsterdam, dan sebuah kapal dagang yang berlabuh di pantai Temukus. Dua kali Belanda melakukan penyerangan.

Pertama di bawah Mayor Van Hemskerck mengalami kegagalan dan kehancuran karena terperangkap oleh sistem pertahanan parit ranjau yang dibangun pihak Banjar, dan prajurit Belanda kurang menguasai medan.

Penyerangan kedua pada tanggal 24 Oktober 1868 dipimpin oleh Kolonel D.J. deBrabant dengan 700 pasukan. Satu persatu desa di sekitar Banjar jatuh ketangan Belanda.

Pada tanggal 27 November 1868 Perang Banjar berakhir. Rakyat Banjar disiksa secara kejam, mula-mula sisa pasukan wanita Ni Blegung ditangkap, kemudian Ida Made Rai dan pengikutnya di Desa Den Kayu. Pada tanggal 2 Maret 1869, I Made Guliang tewas di Desa Wongaya dalam pelariannya ke arah Mengwi dan Tabanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DIORAMA 33

BALI DALAM MENGISI KEMERDEKAAN Lokasi: Beberapa hasil pembangunan di Bali Kronologi:   Tahun 1950-1975' (video diorama 33) Deskripsi D...