Selasa, 19 Oktober 2021

DIORAMA 17

PERANG JAGARAGA


Lokasi:

Benteng Jagaraga, Buleleng

Kronologi:

1849

(video diorama 17)


Deskripsi Diorama:

Laskar Kusamba dipimpin oleh I Dewa Agung Kusamba menyerang kubu-kubu pertahanan Belanda di dekat pesisir Pantai Kusamba. Tampak Jenderal Michiels yang memimpin pasukan Belanda mengalami luka parah dan digotong oleh prajuritnya kembali ke kapal. 


Setelah mempertimbangkan berbagai hal berkaitan dengan tuntutan Pemerintah Belanda terhadap Kerajaan Buleleng, maka sebagai siasat Raja Buleleng I Gusti Made Karangasem pada tanggal 9 Juli 1846 mau menandatangani pernyataan takluk terhadap Belanda. Dengan adanya pernyataan ini maka Belanda tidak lagi memberikan perhatian yang seksama terhadap kegiatan di Buleleng.

Namun diam-diam Beliau dan Patih Djelantik telah menyusun kekuatan baru di Desa Jagaraga dengan membuat strategi Supit Urang atau capit udang. Sayangnya persiapan perang ini tercium oleh pihak Belanda yang berpangkalan di kota Singaraja, maka pada tanggal 7 Maret 1848, Belanda mendatangkan pasukan dari Batavia untuk menggempur Benteng Jagaraga melalui Pantai Sangsit dibawah pimpinan Mayor General Van Der Wijck dan Overste Van Swieten. Serangan ini merupakan kesalahan sehingga banyak pasukan Belanda yang tewas dalam perang pertama ini karena belum mengetahui siasat perang laskar Buleleng. 

Ekspedisi Belanda yang kedua dilakukan pada tanggal 15 April 1849 di bawah pimpinan Jenderal Mayor Michiels dan Letkol de Brau. Pasukan Belanda kembali mendarat di Sangsit dan langsung mengadakan serangan dari dua arah, yaitu dari depan dan dari belakang arah perbentangan supit urang.

Akhirnya Belanda berhasil mengurung Benteng Jagaraga dan dengan demikian laskar Buleleng terjepit. Walaupun dengan segala keberaniannya rakyat Buleleng berperang melawan Belanda, akan tetapi karena pasukan Belanda memiliki persenjataan yang serba modern, akhirnya patih Djelantik mundur ke arah timur menuju Karangasem dengan maksud untuk mencari bantuan, namun akhirnya terbunuh dalam perjalanan. Sementara istri patih Djelantik, Jero Jempiring dengan gigihnya tetap maju melakukan perlawanan hingga gugur dalam peperangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DIORAMA 33

BALI DALAM MENGISI KEMERDEKAAN Lokasi: Beberapa hasil pembangunan di Bali Kronologi:   Tahun 1950-1975' (video diorama 33) Deskripsi D...