Konsep Khayangan Tiga Dari Empu Kuturan
Lokasi:
Pura Samuan Tiga, Desa Bedulu
Kronologi:
Abad ke 11 Masehi
Deskripsi Diorama:
Tiga jenis pura di sebuah desa
tradisional terlihat sebagai latar belakang, yaitu Bale Agung simbol Pura Desa,
Meru simbol Pura Puseh, dan Bangunan Gedong
/ Mrajapati sebagai simbol dari Pura Dalem. Ketiganya merupakan aktualisasi
dari konsep kahyangan tiga yang
diperkenalkan oleh Empu Kuturan.
Empu Kuturan
adalah seorang pendeta dari Jawa Timur yang datang ke Bali pada masa
pemerintahan Sri Ratu Gunapriya Dharmapatni. Oleh karena beliau merupakan
seorang pendeta yang menguasai pengetahuan agama dan juga sosial, beliau kemudian
diangkat menjadi pendeta istana sekaligus sebagai senopati dan penasehat di
bidang ketatanegaraan.
Dalam pesamuhan (pertemuan) yang
diselenggarakan pada sebuah tempat di Desa Bedulu, Gianyar yang kini disebut
Pura Samuan Tiga, Empu Kuturan memperkenalkan konsep Kahyangan Tiga dan paham
Tri Murti yang menyatukan berbagai aliran agama atau sekte-sekte yang ada pada
waktu itu. Beliau menata kembali konsep struktural bangunan pemujaan dari
tingkat keluarga, desa, dan jagat.
Berkat kecemerlangan
Beliau menyebabkan saat ini kita mengenal Pura Kahyangan Tiga sebagai tempat
pemujaan Tri Murti, yaitu:
1.
Pura Desa sebagai stana Dewa Brahma (Pencipta),
2.
Pura Puseh sebagai stana Dewa Wisnu (Pemelihara)
3.
Pura Dalem sebagai
stana Dewa Siwa (Pelebur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar