BALI DI BAWAH FASISME JEPANG
Lokasi
Kamp Romusha, di Pulau Bali
Kronologi:
Tahun
1942 – 1945
Deskripsi Diorama :
Rakyat Bali Melakukan kerja paksa (rodi) di bawah siksaan tentara jepang, antara lain pembuatan jalan, membuat perlindungan dan mengangkut barang-barang untuk kebutuhan perang dengan sekutu di Samudera Pasifik(Perang Dunia II).
Pada tanggal 19 Februari 1942, bala
tentara Jepang melakukan pendaratan di Pantai Sanur, setelah melewati
pertempuran laut dan udara dengan pasukan Sekutu di selatan Pulau Bali.
Masuknya pasukan Jepang ke Bali pada tahun 1942 untuk mengusir penjajah
Belanda, membawa derita baru bagi rakyat Bali. Untuk kepentingan pemerintah
militer Jepang menghadapi sekutu, hampir semua penduduk diwajibkan menanam
kapas dan jarak untuk mendukung logistik perang.
Selain itu ada juga pengerahan tenaga
yang dipekerjakan di pabrik Mitsui Bisan Kaisha (membeli padi dan beras),
perusahaan Mitsui Morin (mengolah kapas), Perusahaan Goshio (membuat karung
goni), perusahaan Chikusa (mengolah pengawetan daging dan penyamakan kulit),
dan sebagainya.
Pada sisi lain, dalam hubungan sosial
ekonomi, peranan Fujinkai atau organisasi wanita pada masa pendudukan Jepang
yang bergerak di bidang pertenunan cukup penting karena menimbulkan kecintaan
pada produk sendiri.
Sedangkan untuk mendukung perjuangan
Asia Timur Raya di bawah pimpinan Jepang melawan Sekutu, para pemuda diajak
bergabung dalam Pembela Tanah Air (PETA) untuk diberi latihan kemiliteran. Di
Bali pelatihan di pusatkan di Tangsi Banyumala, Buleleng. Pelatihan ini dimulai
tanggal 15 Maret 1944 dengan merekrut 210 pemuda yang telah diseleksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar