Selasa, 19 Oktober 2021

DIORMA 4

RSI MARKANDEYA


Lokasi:

Desa Taro, Kabupaten Gianyar

Kronologi:

Abad ke 8 Masehi

(video diorama 4)


Deskripsi Diorama:

Rsi Markandeya terlihat sedang  menyerahkan Panca Datu(lima macam logam, seperti emas, perak, perunggu, kuningan dan besi, yang digunakan dalam upacara peletakan batu pertama) kepada pengiringnya dengan latar belakang Bale Agung di Desa Taro dan tampak beberapa ekor lembu putih yang disucikan. 

                                                                                   

Rsi Markandeya adalah seorang pertapa dari Pegunungan Dieng, Jawa Tengah yang memperoleh petunjuk untuk melakukan perjalanan suci ke arah timur. Setelah sampai di Gunung Raung, Pegunungan Ijen, Jember Jatim, Beliau membangun tempat suci. Dari Gunung Raung beliau mengajak 800 orang pengikut menuju arah timur dan sampai di desa Taro, Bali.

Setelah sampai di desa Taro, Gianyar, beliau membangun pura yang serupa dengan yang dibangun di Gunung Raung, sehingga disebut Pura Gunung Raung atau Pura Murwa. Di tempat ini beliau juga melepas sapi putih yang di bawa dari Jawa untuk dikembangbiakkan di Bali. Dalam ekspedisi pertama untuk memulai kehidupan beliau di Bali, para pendeta mengalami banyak hambatan berat. Banyak pengikut Rsi Markandeya yang sakit dan meninggal dan ini membuat beliau kembali ke pulau Jawa.

 Pada ekspedisi kedua kelompok beliau mendarat di bagian timur Bali. Di sana beliau menemukan batu berundak di lereng gunung yang menjulang tinggi. Gunung ini kemudian dikenal dengan Gunung Lengkir atau Gunung Agung. Pada saat meditasi, Beliau mendapat petunjuk bahwa untuk menghindarkan para pengikutnya dari petaka, maka Rsi Markandeya membuat tugu dengan menanam Panca Datu atau  5 jenis logam yaitu  emas, perak, besi, kuningan dan tembaga. Beliau juga melaksanakan bhuta yadnya, yaitu ritual korban suci terhadap makhluk yang tidak terlihat di dunia lain yang dipercaya akan menghindarkan pengikutnya dari segala bencana.  Situs atau kuil yang dibangun oleh beliau kemudian diberi nama Besukih atau Besukian yang artinya Tempat Suci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DIORAMA 33

BALI DALAM MENGISI KEMERDEKAAN Lokasi: Beberapa hasil pembangunan di Bali Kronologi:   Tahun 1950-1975' (video diorama 33) Deskripsi D...