PERTEMPURAN TANAH ARON
Lokasi:
Tanah
Aron, Karangasem
Kronologi:
7 Juli
1946
Deskripsi Diorama:
Di Tanah Aron yang terletak di lereng Gunung Agung
Karangasem terjadi pertempuran hebat antara Pasukan Ngurah Rai (Ciung Wanara)
melawan pasukan NICA. Dalam pertempuran tersebut 82 serdadu NICA tewas,
sedangkan di pihak Ngurah Rai semuanya selamat.
Sebagai suatu bagian dari strategi
perang gerilya, maka induk pasukan DPRI memutuskan melakukan Long March dari
Munduk Malang menuju Gunung Agung. Pasukan induk dipimpin langsung oleh I Gusti
Ngurah Rai tiba di Tanah Aron pada tanggal 5 Juli 1946. Dua hari berada di
Tanah Aron, ada laporan bahwa serdadu NICA sudah mulai menempatkan pasukannya
di Desa Pidpid, Ababi, Abang, Culik, di mana desa-desa tersebut merupakan
pangkalan menuju Tanah Aron.
Mendengar laporan tersebut, I Gusti
Ngurah Rai segera berunding dengan pasukannya menyiapkan posisi pertahanan.
Pada tanggal 7 Juli 1946 sekitar jam 07.00 pagi pasukan Ngurah Rai telah siap
pada posisi yang telah ditentukan. Setengah jam kemudian dari arah barat
datanglah rombongan pasukan Belanda dengan kekuatan dua ratus orang.
Pada pukul 09.00 pagi mulai terdengar
tembakan dari arah bukit Pawon dipimpin oleh Kapten Markadi. Tak lama berselang
dari arah utara terdengar tembakan dari pasukan Tabanan dipimpin Kapten Wijana.
Pasukan Belanda bergerak mundur dan turun pada posisi yang menguntungkan
Republik. Dengan dibatasi oleh jurang dan jarak sekitar 250 meter, pasukan
induk dengan jelas dapat melihat pasukan Belanda. Sebaliknya Belanda tidak menduga
dihadapannya telah siap pasukan I Gusti Ngurah Rai dengan persenjataannya.
Letnan Dhiasa memerintahkan penembakan dengan senjata 12,5 mm. Terjadilah
kontak senjata hingga pukul 15.00 sore. Dalam pertempuran itu delapan puluh dua
tentara NICA tewas, sedangkan tak ada korban pada pihak Ngurah Rai. Setelah
mengadakan konsolidasi, pasukan Ngurah Rai bergerak menuju Buleleng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar